Penemuan Baru:
Ubati Diabetes Dengan Madu..
PADA tahun
2002, Catherina Hulbert, seorang warga Amerika telah mengalami kemalangan di
jalanraya. Kakinya luka parah... Waktu itu dia sedang menderita penyakit
kencing manis atau diabetes. Lukanya tidak mahu sembuh, walaupun berbagai ubat
dan antibiotic telah dicuba. Dialaminya terus sehingga 8 bulan.
Melihat
keadaan demikian maka Dr Jennifer Eddy dari Fakulti Perubatan Universiti
Wisconsin telah mencadangkan supaya gunakan madu lebah sebagai ubat yang disapu
pada tempat luka itu. Setelah beberapa bulan cubaan, luka kaki Catherina
Hulbert pun sembuh total. Kes tersebut rupanya menyebabkan Dr Jennifer Eddy
terus mendapat sokongan dari Akedemi Amerika Bagi Doktor Keluarga di wilayah
Wisconsin, untuk meneruskan kajiannya, khusus mengenai pengubatan melalui madu
lebah.
Menurut Dr
Jennifer juga, sebelum ini beliau juga pernah mengubati salah seorang pasakit
diabetes yang sedang menghadapi fonis amputasi setelah berbagai usaha
pengubatan cara lain dibuat tetapi mengalami kegagalan. Maka terbuktilah sudah
di kalangan ahli medik bahawa mengubati luka akibat diabetes dengan madu lebah
memiliki banyak manfaat, khususnya bagi pengidap diabetes di dunia kini yang
jumlahnya mencapai sekitar 200 juta orang.
Di mana 15 %
dari mereka mengalami sampai ke tingkat ‘tukak’ atau membusuk akibat dari
hilangnya deria rasa di kaki mereka. Sedangkan persentase operasi amputasi bagi
penderita diabetes secara internasional menurut Dr Jennifer lagi, dianggarkan
terjadi setiap setengah minit sekali. Belanja operasinya di Amerika sahaja
mencapai USD 11 juta pertahun. ...dan kes Catherina Hulbert ini merupakan
contoh jelas, di mana pesakit diabetes dapat diselamatkan dari kehilangan
anggota tubuh mereka dengan hanya biaya yang kecil.
Demikian
berita yang saya dapat, bersumberkan ‘Majalah Al-I’jaz Al-Ilmi’No 30 Jumadil
Akhir 1429. Sebelum ini saya telah menulis,‘Darah Tinggi & Diabetes:
Bagaimana Jadi Doktor Sendiri Berubat Tanpa Kos? ’ dalam blog saya pada
Januari29, 2008. Reaksinya, seseorang yang menyebut dirinya sebagai ‘Man Doktor
Sendiri Kulim Kedah’ memberi komen…
‘Sudah setahun
(sebenarnya ½ tahun seperti yang dibetulkan semula kemudianya) saya amalkan
seperti yang tertulis di artikal ini, nampaknya diabetes yang saya alami semakin
baik, boleh di amal dan menjimatkan. Al-hamdulillah panduan ini satu sadakah
jariah dari tuan Ibnu Hasyim.. Ramai jiran-jiran saya pun datang mengambil ubat
tersebut dari saya, sehingga depa panggil saya Man Doktor Sendiri. Dah jadi
macam doktor pula. T.kasih tuan..’
Kali ini saya
ingin menyambungkan keterangan mengenai diabetes dan madu lebah… Seperti yang
ramai sudah tahu, penderita diabetes mengalami penurunan kelancaran darah dalam
pembuluh darah mereka dan lemahnya tingkat imuniti terhadap berbagai penyakit.
Ditambah lagi antibiotic yang diberi untuk mengubati luka itu tidak bermanfaat
disebabkan bakteri Staphylococcus Aurous akan membentuk perlawanannya sendiri.
Sedangkan madu lebah pula mampu menciptakan perlawanan terhadap bacteria dengan
berbagai cara.
Sebab itu
ianya dianggap sebagai pengubatan paling efektif bagi menyembuh luka diabetes.
Dalam madu lebah juga terdapat zat asam yang mudah berinteraksi dan tingkat
kelembapan yang rendah. Hal ini menyebabkan madu lebah tersebut mudah membunuh
bacteria. Di tambah lagi adanya enzim yang mengeluarkan acid hydrogen berfungsi
membersihkan luka, sehingga mudah membunuh semua bacteria yang ada.
Mengenai
perbedaan madu, antara lain Dr Agus Rahmadi dari Konsultasi Klinik Sehat
‘Eramuslim.com’ berkata...
“Sebagaimana
firman Allah dalam Al Quran, madu adalah ‘obat bagi manusia’… Fakta ilmiah ini
telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur
Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26
September 1993 di Cina. Konferensi tersebut membahas pengobatan dengan
menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Madu juga merupakan food supplement
karena kandungan gizi yang tinggi dan komplit.
Setiap 100
gram madu mengandung 280-330 kalori; lebih dari 765 gula (fruktosa, glukosa dan
sukrosa); mineral terdiri dari 5 mg kalsium, 15-17 mg posfar, 0,4-1,0 mg zat
besi, mangan, kalium, belerang, aluminium, dan silikat; vitamin meliputi 1-6 mg
vitamin C, vit B1, B2, B6, asam panthotenat, asam nikotinat; enzim-enzim invertase,
katalase, inulase, peroksidase; asam organik, termasuk berbagai asam amino
esensial, zat warna karoten; zat aromatis seperti terpen, aldehida, ester,
manitol, dulcitol, dan sebagainya.
Selain itu
juga mengandung biogenetik stimulants, yaitu zat yang dapat merangsang
aktivitas pertumbuhan sel tubuh manusia. Madu dapat dikonsumsi dari mulai anak
balita sampai orang tua renta. Hanya saja pada anak kurang dari satu tahun
sebaiknya diberikan madu murni dan kualitas bagus. Dikhawatirkan jika kualitas
madu kurang bagus, akan ada efek ke anak. Dan untuk membedakan apakah madu
tersebut bagus atau tidak, dapat diketahui dari :
1…Sumber madu
: Madu yang berasal dari daerah yang banyak polusi dan cemaran pestisida kurang
bagus dibandingkan dari daerah yang bebas polusi.
2…Melakukan
tes dengan meneteskan madu ke dalam air jernih. Jika madu langsung larut dan
warna air langsung berubah, maka dapat dipastikan kualitas kurang bagus. Tetapi
jika madu mengendap dan baru larut jika diaduk maka kualitas bagus.
3…Jika banyak
terdapat buih di dalam botol dan saat dibuka terdengar letupan maka madu
tersebut kualitasnya kurang bagus, karena sudah terjadi fermentasi.
4…Belilah madu
dari sumber yang terpercaya, yang sudah mempunyai sertifikat SNI, depkes dan
LP-POM MUI (bagi negara Indonesia).
Dosis (dos)
madu yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 200 – 300 mg / hari dan untuk
anak atau balita 30 mg/hari.”
Dr Agus
menasihatkan supaya mengawasi madu campuran, “…karena begitu banyak madu yang
telah dicampur dengan larutan gula sebagai penambah manis dan untuk menambah
banyak secara kwantitas. Madu juga salah satu obat yang dianjurkan Nabi, selain
sifat alaminya yang pasti tanpa campur tangan manusia. Dan juga madu dapat
menyembuhkan berbagai penyakit seperti panas badan yang tinggi, gangguan
lambung, infeksi lambung dan usus, sembelit dan sebagai pengganti gula pada
penderita kencing manis.”
Kini, di Saudi
Arabia sudah diwujudkan ‘Commission on Scientific Signs of Qur’an &
Sunnah’. Iaitu lembaga pengkajian aspek Sains & teknologi dalam Al-Qur’an
dan Sunnah. Didirikan pada tahun 1987 di bawah Rabithah Alam Islami di Makkah
Al-Mukarromah. Pengasasnya adalah seorang ulama asal Yaman, Syekh Abdul Majid
Zendani. Beliau adalah seorang ahli farmasi yang sangat menguasasi sains moden,
tafsir dan hadits. Sekarang dipimpin oleh Syekh Dr. Abdullah Al-Mushlih,
seorang ulama Saudi Arabia.
Maka benar
sungguhllah firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nahl atau Surah Lebah ,
ayat 68 – 69 :
“Dan Tuhan
Penciptamu
mewahyukan
kepada lebah…
‘Buatlah
sarang-sarang di bukit-bukit,
di pohon-pohon
kayu,
dan di
tempat-tempat buatan manusia'.
Kemudian
makanlah
dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan
dan tempuhlah
jalan Tuhanmu
yang telah
dimudahkan (bagimu).
Dari perut
lebah itu keluar minuman (madu)
yang
bermacam-macam warnanya,
di dalamnya
terdapat ubat
yang
menyembuhkan manusia.
Sesungguhnya
pada yang demikian itu
benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan)
bagi
orang-orang yang memikirkan.”
Begitu
pentingnya makhluk bernama ‘lebah’ sehingga menjadi nama surah dalam Al-Quran.
Ya. Selamat mencoba dan kajilah Al-Quran…
Catatan
santai: ibnuhasyim.com
No comments:
Post a Comment