Wednesday, 3 July 2013

Ubati Diabetes Dengan Madu

Penemuan Baru: Ubati Diabetes Dengan Madu..

PADA tahun 2002, Catherina Hulbert, seorang warga Amerika telah mengalami kemalangan di jalanraya. Kakinya luka parah... Waktu itu dia sedang menderita penyakit kencing manis atau diabetes. Lukanya tidak mahu sembuh, walaupun berbagai ubat dan antibiotic telah dicuba. Dialaminya terus sehingga 8 bulan.

Melihat keadaan demikian maka Dr Jennifer Eddy dari Fakulti Perubatan Universiti Wisconsin telah mencadangkan supaya gunakan madu lebah sebagai ubat yang disapu pada tempat luka itu. Setelah beberapa bulan cubaan, luka kaki Catherina Hulbert pun sembuh total. Kes tersebut rupanya menyebabkan Dr Jennifer Eddy terus mendapat sokongan dari Akedemi Amerika Bagi Doktor Keluarga di wilayah Wisconsin, untuk meneruskan kajiannya, khusus mengenai pengubatan melalui madu lebah.

Menurut Dr Jennifer juga, sebelum ini beliau juga pernah mengubati salah seorang pasakit diabetes yang sedang menghadapi fonis amputasi setelah berbagai usaha pengubatan cara lain dibuat tetapi mengalami kegagalan. Maka terbuktilah sudah di kalangan ahli medik bahawa mengubati luka akibat diabetes dengan madu lebah memiliki banyak manfaat, khususnya bagi pengidap diabetes di dunia kini yang jumlahnya mencapai sekitar 200 juta orang.

Di mana 15 % dari mereka mengalami sampai ke tingkat ‘tukak’ atau membusuk akibat dari hilangnya deria rasa di kaki mereka. Sedangkan persentase operasi amputasi bagi penderita diabetes secara internasional menurut Dr Jennifer lagi, dianggarkan terjadi setiap setengah minit sekali. Belanja operasinya di Amerika sahaja mencapai USD 11 juta pertahun. ...dan kes Catherina Hulbert ini merupakan contoh jelas, di mana pesakit diabetes dapat diselamatkan dari kehilangan anggota tubuh mereka dengan hanya biaya yang kecil.

Demikian berita yang saya dapat, bersumberkan ‘Majalah Al-I’jaz Al-Ilmi’No 30 Jumadil Akhir 1429. Sebelum ini saya telah menulis,‘Darah Tinggi & Diabetes: Bagaimana Jadi Doktor Sendiri Berubat Tanpa Kos? ’ dalam blog saya pada Januari29, 2008. Reaksinya, seseorang yang menyebut dirinya sebagai ‘Man Doktor Sendiri Kulim Kedah’ memberi komen…

‘Sudah setahun (sebenarnya ½ tahun seperti yang dibetulkan semula kemudianya) saya amalkan seperti yang tertulis di artikal ini, nampaknya diabetes yang saya alami semakin baik, boleh di amal dan menjimatkan. Al-hamdulillah panduan ini satu sadakah jariah dari tuan Ibnu Hasyim.. Ramai jiran-jiran saya pun datang mengambil ubat tersebut dari saya, sehingga depa panggil saya Man Doktor Sendiri. Dah jadi macam doktor pula. T.kasih tuan..’

Kali ini saya ingin menyambungkan keterangan mengenai diabetes dan madu lebah… Seperti yang ramai sudah tahu, penderita diabetes mengalami penurunan kelancaran darah dalam pembuluh darah mereka dan lemahnya tingkat imuniti terhadap berbagai penyakit. Ditambah lagi antibiotic yang diberi untuk mengubati luka itu tidak bermanfaat disebabkan bakteri Staphylococcus Aurous akan membentuk perlawanannya sendiri. Sedangkan madu lebah pula mampu menciptakan perlawanan terhadap bacteria dengan berbagai cara.

Sebab itu ianya dianggap sebagai pengubatan paling efektif bagi menyembuh luka diabetes. Dalam madu lebah juga terdapat zat asam yang mudah berinteraksi dan tingkat kelembapan yang rendah. Hal ini menyebabkan madu lebah tersebut mudah membunuh bacteria. Di tambah lagi adanya enzim yang mengeluarkan acid hydrogen berfungsi membersihkan luka, sehingga mudah membunuh semua bacteria yang ada.

Mengenai perbedaan madu, antara lain Dr Agus Rahmadi dari Konsultasi Klinik Sehat ‘Eramuslim.com’ berkata...

“Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, madu adalah ‘obat bagi manusia’… Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Konferensi tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Madu juga merupakan food supplement karena kandungan gizi yang tinggi dan komplit.

Setiap 100 gram madu mengandung 280-330 kalori; lebih dari 765 gula (fruktosa, glukosa dan sukrosa); mineral terdiri dari 5 mg kalsium, 15-17 mg posfar, 0,4-1,0 mg zat besi, mangan, kalium, belerang, aluminium, dan silikat; vitamin meliputi 1-6 mg vitamin C, vit B1, B2, B6, asam panthotenat, asam nikotinat; enzim-enzim invertase, katalase, inulase, peroksidase; asam organik, termasuk berbagai asam amino esensial, zat warna karoten; zat aromatis seperti terpen, aldehida, ester, manitol, dulcitol, dan sebagainya.

Selain itu juga mengandung biogenetik stimulants, yaitu zat yang dapat merangsang aktivitas pertumbuhan sel tubuh manusia. Madu dapat dikonsumsi dari mulai anak balita sampai orang tua renta. Hanya saja pada anak kurang dari satu tahun sebaiknya diberikan madu murni dan kualitas bagus. Dikhawatirkan jika kualitas madu kurang bagus, akan ada efek ke anak. Dan untuk membedakan apakah madu tersebut bagus atau tidak, dapat diketahui dari :

1…Sumber madu : Madu yang berasal dari daerah yang banyak polusi dan cemaran pestisida kurang bagus dibandingkan dari daerah yang bebas polusi.

2…Melakukan tes dengan meneteskan madu ke dalam air jernih. Jika madu langsung larut dan warna air langsung berubah, maka dapat dipastikan kualitas kurang bagus. Tetapi jika madu mengendap dan baru larut jika diaduk maka kualitas bagus.

3…Jika banyak terdapat buih di dalam botol dan saat dibuka terdengar letupan maka madu tersebut kualitasnya kurang bagus, karena sudah terjadi fermentasi.

4…Belilah madu dari sumber yang terpercaya, yang sudah mempunyai sertifikat SNI, depkes dan LP-POM MUI (bagi negara Indonesia).

Dosis (dos) madu yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 200 – 300 mg / hari dan untuk anak atau balita 30 mg/hari.”

Dr Agus menasihatkan supaya mengawasi madu campuran, “…karena begitu banyak madu yang telah dicampur dengan larutan gula sebagai penambah manis dan untuk menambah banyak secara kwantitas. Madu juga salah satu obat yang dianjurkan Nabi, selain sifat alaminya yang pasti tanpa campur tangan manusia. Dan juga madu dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti panas badan yang tinggi, gangguan lambung, infeksi lambung dan usus, sembelit dan sebagai pengganti gula pada penderita kencing manis.”

Kini, di Saudi Arabia sudah diwujudkan ‘Commission on Scientific Signs of Qur’an & Sunnah’. Iaitu lembaga pengkajian aspek Sains & teknologi dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Didirikan pada tahun 1987 di bawah Rabithah Alam Islami di Makkah Al-Mukarromah. Pengasasnya adalah seorang ulama asal Yaman, Syekh Abdul Majid Zendani. Beliau adalah seorang ahli farmasi yang sangat menguasasi sains moden, tafsir dan hadits. Sekarang dipimpin oleh Syekh Dr. Abdullah Al-Mushlih, seorang ulama Saudi Arabia.

Maka benar sungguhllah firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nahl atau Surah Lebah , ayat 68 – 69 :

“Dan Tuhan Penciptamu
mewahyukan kepada lebah…
‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit,
di pohon-pohon kayu,
dan di tempat-tempat buatan manusia'.

Kemudian makanlah
dari tiap-tiap (macam) buah-buahan
dan tempuhlah jalan Tuhanmu
yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya,
di dalamnya terdapat ubat
yang menyembuhkan manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan)
bagi orang-orang yang memikirkan.”

Begitu pentingnya makhluk bernama ‘lebah’ sehingga menjadi nama surah dalam Al-Quran. Ya. Selamat mencoba dan kajilah Al-Quran…

Catatan santai: ibnuhasyim.com

No comments:

Post a Comment